Dulu waktu semasa SD, dimana
waktu itu sedang libur panjang. Aku dan teman-temanku mempunyai rencana untuk
mengadakan petualangan. Awalnya kami masih bingung tujuannya kemana dan kapan
pelaksanaannya. Ditambah kami hanya berempat saja, serasa tidak seru petualangan
ini. Akhirnya kami mengajak teman-teman yang lain, akhirnya jumlah kami 10
orang. Saya beritahukan apa saja yang akan dibawa untuk besok.
Keesokan harinya, kami
berkumpul dirumahku. Peralatan dan bekal secukupnya kami bawa. Misalnya, air
minum, makanan ringan, dan masih banyak lagi. Akhirnya kami berangkat untuk
berpetualang. Inilah SI BOLANG dari PASEKAN.
Kebanyakan dari kami laki-laki
dan juga ada beberapa perempuan. Kami menaiki sepeda, ada yang sendirian ada
juga yang membonceng. Sungguh seru sekali perjalanan kami. Kami akan menuju
sebuah perbatasan antara sawah dan empang. Ada sebuah gubuk di tengah itu. Kami
singgah di gubuk itu. Dengan melepas lelah dan bercanda bersama kami akhirnya
merasa lapar. Sebagian ada yang makan bekal bawaan, ada juga yang mencari
makanan yang akan di masak.
Lalu sebagian laki-laki ada
yang memancing ikan, ada juga mencari telur burung puyuh, dan ada juga yang
mencari telur bebek yang tertinggal di semak-semak pesawahan. Setelah semua
mendapatkan bahan makanan yang akan dimasak. Kami membuat kayu bakar, dan yang
membuat lucu dan setengah kesal. Api yang akan membakar kayu, tak juga nyala
karena angin yang menghembus begitu kencang. Sampai sudah setengan jam, kayu
bakar kami baru jadi, itupun sangan susah sekali.
Kamipun
membakar semua bahan makanan yang kami dapat. Ada ikan, telur puyuh, dan telur
bebek. Tak ada bumbu atau alat-alat masak, kami memasaknya dengan alami. Ikan dan
telur bebek akhirnya sudah matang. Dan sekarang kami memasak telur puyuh yang
kami dapat dari sebuah rerumputan tinggi di tengan sawah dan empang. Awalnya
perasaan kami tidak enak ketika akan memasak telur puyuh itu. 6 butir telur
puyuh lalu kami masak di atas kayu bakar. Beberapa saat kemudian akhirnya kami
angkat telur puyuh itu, karena terlihat sudah matang.
Saat
kami mengupas kulit telur puyuh itu, 2 dari 6 telur ternyata masih ada anak
burung puyuhnya yang belum sempurna. Kami kaget dan spontan membuangnya, dan
kami makan yang 4 telur yang matang itu. Tak cuma ikan dan telur, belalang kami
masak lalu kami makan. Sungguh enak sekali rasanya, dan seru sekali keadaannya.
Mulai dari cebur-ceburan ke sawah, menangkap ikan di sungai, dan di omelin
orang pengembala bebek.
Singkat
cerita, hari mulai siang menjelang sore. Tepatnya pukul 15.00, kami berniat
pulang. Setelah membereskan barang-barang bawaan kami, akhirnya kami beranjak
pulang. Di tengah perjalanan salah satu dari kami ada yang berencana untuk
mengerjain salah satu teman kami yang perempuan. Kami meninggalkannya dengan cepat
mengendarai sepeda. Belum terlalu jauh kami tinggal, teman kami itu menangis
dan duduk terdiam. Akhirnya kami menjemputnya dan meminta maaf. Kami lanjutkan
perjalanan kami pulang kerumah masing-masing. Dengan baju yang kotor dan basah karena
lumpur sawah. Akhirnya kami sampai dirumah masing-masing dengan petualangan
yang telah kami lalui bersama.
SELESAI.