Jumat, 21 Maret 2014

CERITA WAKTU SD

Dulu waktu semasa SD, dimana waktu itu sedang libur panjang. Aku dan teman-temanku mempunyai rencana untuk mengadakan petualangan. Awalnya kami masih bingung tujuannya kemana dan kapan pelaksanaannya. Ditambah kami hanya berempat saja, serasa tidak seru petualangan ini. Akhirnya kami mengajak teman-teman yang lain, akhirnya jumlah kami 10 orang. Saya beritahukan apa saja yang akan dibawa untuk besok.
Keesokan harinya, kami berkumpul dirumahku. Peralatan dan bekal secukupnya kami bawa. Misalnya, air minum, makanan ringan, dan masih banyak lagi. Akhirnya kami berangkat untuk berpetualang. Inilah SI BOLANG dari PASEKAN. 
Kebanyakan dari kami laki-laki dan juga ada beberapa perempuan. Kami menaiki sepeda, ada yang sendirian ada juga yang membonceng. Sungguh seru sekali perjalanan kami. Kami akan menuju sebuah perbatasan antara sawah dan empang. Ada sebuah gubuk di tengah itu. Kami singgah di gubuk itu. Dengan melepas lelah dan bercanda bersama kami akhirnya merasa lapar. Sebagian ada yang makan bekal bawaan, ada juga yang mencari makanan yang akan di masak. 
Lalu sebagian laki-laki ada yang memancing ikan, ada juga mencari telur burung puyuh, dan ada juga yang mencari telur bebek yang tertinggal di semak-semak pesawahan. Setelah semua mendapatkan bahan makanan yang akan dimasak. Kami membuat kayu bakar, dan yang membuat lucu dan setengah kesal. Api yang akan membakar kayu, tak juga nyala karena angin yang menghembus begitu kencang. Sampai sudah setengan jam, kayu bakar kami baru jadi, itupun sangan susah sekali.
            Kamipun membakar semua bahan makanan yang kami dapat. Ada ikan, telur puyuh, dan telur bebek. Tak ada bumbu atau alat-alat masak, kami memasaknya dengan alami. Ikan dan telur bebek akhirnya sudah matang. Dan sekarang kami memasak telur puyuh yang kami dapat dari sebuah rerumputan tinggi di tengan sawah dan empang. Awalnya perasaan kami tidak enak ketika akan memasak telur puyuh itu. 6 butir telur puyuh lalu kami masak di atas kayu bakar. Beberapa saat kemudian akhirnya kami angkat telur puyuh itu, karena terlihat sudah matang.
            Saat kami mengupas kulit telur puyuh itu, 2 dari 6 telur ternyata masih ada anak burung puyuhnya yang belum sempurna. Kami kaget dan spontan membuangnya, dan kami makan yang 4 telur yang matang itu. Tak cuma ikan dan telur, belalang kami masak lalu kami makan. Sungguh enak sekali rasanya, dan seru sekali keadaannya. Mulai dari cebur-ceburan ke sawah, menangkap ikan di sungai, dan di omelin orang pengembala bebek.
            Singkat cerita, hari mulai siang menjelang sore. Tepatnya pukul 15.00, kami berniat pulang. Setelah membereskan barang-barang bawaan kami, akhirnya kami beranjak pulang. Di tengah perjalanan salah satu dari kami ada yang berencana untuk mengerjain salah satu teman kami yang perempuan. Kami meninggalkannya dengan cepat mengendarai sepeda. Belum terlalu jauh kami tinggal, teman kami itu menangis dan duduk terdiam. Akhirnya kami menjemputnya dan meminta maaf. Kami lanjutkan perjalanan kami pulang kerumah masing-masing. Dengan baju yang kotor dan basah karena lumpur sawah. Akhirnya kami sampai dirumah masing-masing dengan petualangan yang telah kami lalui bersama.
SELESAI.

Rabu, 19 Maret 2014

cerita binatang



SEEKOR KATAK INGIN JADI KERBAU
            Pada suatu hari, di padang rumput yang luas nan hijau terdapat banyak satwa liar, dan juga terdapat sungai yang panjang. Tak terkecuali binatang pemakan tumbuhan yang disebut Herbivora.
Sehingga pada suatu ketika, ada sekumpulan kerbau yang sedang mencari makan di dekat sungai di sekitar rerumputan. Kerbau itu hampir saja menginjakkan kakinya pada sekumpulan anak-anak katak yang sedang bermain di sekitar tempat tersebut. Sontak mereka langsung menghindar, karna kalau tidak, mungkin saja mereka akan terinjak-injak oleh sekumpulan kerbau itu. Hal ini menjadikan mereka gemetar, ketakutan setengah mati.
“Alhamdulillah, untung saja kita selamat ya”, ucap anak katak 1,
“Iya yah, kalau saja kita tidak cepat menghindar, apa jadinya kita nanti !”, sambung anak katak 2,
“Ya sudah, ayo kita pulang ! lalu laporkan ke Emak kita tentang kejadian ini !” ajak anak katak 3 (dengan wajah masih ketakutan).
Akhirnya sekumpulan  anak katak itupun berloncat-loncatan pulang menemui induknya. Lalu ia (si anak katak) mengadu, “kami sedang bermain dekat sungai dalam rerumputan, ketika itu seekor binatang liar lewat, sunggug besarnya, binatang itu hampir menginjak kami.”
Kata ibunya, “Seberapa besar binantang itu?”
“Apakah ia sebesar saya?”
Anak nya menjawab, “Oh lebih besar dia”. Kemudian ibunya memompa dirinya (menggelembungkan) dirinya dan berkata, “Nah apakah binatang liar, sebesar ini?”
Jawab anaknya, “Oh lebih besar lagi”, Katak tolol itu mencoba lagi untuk membuat dirinya sendiri sebesar kerbau, ia mencobanya membusungkan (menggelembungkan) badannya dengan begitu keras, maka akhirnya ia meledak.


Dari :  Wirno Wahyu Ramdani  (sumber buku dan beberapa tambahan).

Selasa, 18 Maret 2014

BIOGRAFI WIRNO WAHYU RAMDANI



BIOGRAFI WIRNO WAHYU RAMDANI
Aku terlahir disebuah keluarga yang sangat sederhana. Aku dilahirkan pada tanggal 26 Desember 1998. Di sebuah desa kecil bernama  desa Pasekan. Anak pertama dari kedua orang tua. Ayahku asli orang pagirikan, dan Ibuku asli orang Pasekan. Ayahku hanya bekerja sebagai tukang pembuat perahu, beliau hanya kuli biasa yang dibayar secukupnya. Di kala itu hanya dibayar 7.000 rupiah. Ibuku seorang ibu rumah tangga, beliau tak mempunyai pekerjaan. Tetapi beliau ikut membantu nenek berjualan kecil-kecilan.
            Aku dan kedua orang tuaku dikala itu belum memiliki tempat tinggal. Kami hanya menumpang dengan rumah ibu dari Ayahku. Setelah beberapa tahun kemudian kami pindah tempat tinggal, tapi bukan rumah kami, melainkan rumah saudara Ayah yang masih termasuk kakaknya. Masa kecilku sangat menyedihkan, dari sering berpindah tempat tinggal, lalu penghasilan Ayah bekerja kurang mencukupi. Sehingga kami setiap hari hanya bisa makan ala kadarnya dan secukupnya.
            Akhirnya dengan beberapa tabungan Ayah dan Ibu, bantuan dari saudara dan keluarga, kami membangun rumah. Rumah yang sangat sederhana. Tapi cukup untuk berteduh dan tempat tinggal. Kami sangat bersyukur, kini kami punya tempat tinggal sendiri. Dengan senangnya aku, Ayahku termotivasi, sehingga beliau bekerja begitu giat sekali.
            Aku beranjak besar, kini usiaku baru 4 tahun. Aku mengikuti sebuah sekolah NOL besar. Itulah sebutan sekolah yang kala itu ku ikuti. Aku begitu rajin dan mengikuti dengan hati senang. Akhirnya aku bisa menulis dan mengeja bacaan dengan lancar. Dikala itu, aku termasuk anak yang cepat merespon apa yang telah diajarkan oleh guru. Ketika usiaku akan menginjak 5 tahun, akhirnya aku sudah mulai bisa membaca. Lalu Ibuku memasukanku ke TK yang bernama TK PUTRA SIDUM. Satu-satunya TK di desa saya dikala itu.
            Di tahun 2005, Aku masuk di TK langsung ke kelas 2B, karena aku sudah cukup mengerti  dan cukup merespon pelajaran dengan cepat. Setelah setengan tahun berlalu, ketika beranjak pulang sekolah, aku menemuai paman menaiki sepeda. Akhirnya ku membonceng sampai ke rumah. Sesampai di rumah ku memasuki rumah dan mengucap salam kepada Ibu. Setelah mengganti pakaian, Ibu pergi keseberang jalan untuk membeli lauk untuk aku dan Ibu makan. Setelah beberapa saat Ibuku sudah di seberang jalan, aku menyusulnya keseberang jalan. Ketika ku sedang menengok kekanan dan kekiri jalan untuk menyeberang. Tak di sangka ada seseorang pengendara motor oleng dan menabrakku sampai ku terpental jauh dan berlumur darah. Ujung stir motornya mengenai tengkorak depan kepala kananku. Aku tak sadarkan diri. Sementara Ibuku dan keluargaku berlarian menyelamatkanku dan bergegas membawa ku ke PUKESMAS dan ternyata tak bisa di tanganin. Lalu ku di bawa ke RUMAH SAKIT INDRAMAYU, ternyata juga tidak bisa ditanganin karena sudah mengenai bagian dalam otakku. Dengan sangat khawatir keluargaku membawaku ke RUMAH SAKIT PELABUHAN KLAYAN di CIREBON. Akhirnya aku dapat ditanganin dengan masih berlumur darah. Ku dimasukan ke UGD. Dan aku harus di operasi tengkoraknya dan di ambil patahan tulangnya. Kala itu, hampir semua darah di tubuhku keluar, sehingga Dokter menyuruh keluargaku untuk segera mencari pendonor darah. Dikala itu sangat susah mencari pendonor darah yang pas, golongan darahku golongan darah A. Ayahku yang mempunyai golongan darah yang sama, tidak bisa mendonorkannya karena faktor kesehatan yang menurun. Ibuku tidak sama golongan darahnya. Akhirnya bibiku sama golongan darahnya, dan bisa mendonorkan darahnya untukku. Tapi itu masih kurang, akhirnya keluargaku mencari sukarelawan yang mau mendonorkan darahnya. Akhirnya ada yang mau mendonorkan darahnya untukku.
            Singkat cerita, akhirnya aku terselamatkan meskipun terdapat cacat di kepalaku. Tapi aku sangat bersyukur, aku masih di berikan umur panjang oleh ALLAH SWT. Kepalaku di perban setiap hari karena masih rawan terkena benturan dan debu.
            Kini aku sudah SD, sekolahan yang bernama SDN PASEKAN 1. Enam tahun kubersekolah disana. Banyak prestasi yang ku dapat, salah satunya selama sekolah ku selalu mendapat RANGKING 1. Lalu mengikuti LOMBA CALISTUNG tingkat kecamatan mendapat JUARA 3, LOMBA PRAMUKA tingkat kecamatan mendapat JUARA 1, LOMBA PAI mendapat JUARA 4 tingkat kecamatan, dan LOMBA CERDAS mendapat juara 1 tingkat Umum. Sehingga aku menjadi lulusan terbaik dimasa itu.
            Aku melanjutkan sekolah ke SMP, yaitu sekolah bernama SMPN 1 SINDANG. Sekolah FAVORITE di Indramayu. Aku diterima dan masuk sekolah dengan teman-teman yang baru dan dari berbagai macam desa dan kecamatan. Aku bersaing dalam belajar dan sungguh-sungguh. Akhirnya dalam 5 semester, aku mendapat 1 kali RANGKING 2, dan 4 kali RANGKING 1. Tak Cuma itu, berbagai perlombaan ku ikuti, dan mendapat JUARA. Yaitu, JUARA 3 LOMBA PUISI ISLAMI, JUARA 1 LOMBA CERDAS CERMAT ISLAMI. Tak hanya dibidang akademi, di bidang ekstrakulikuler pun aku lumayan banyak mendapat JUARA. Seperti, JUARA 2 UTAMA KARYA ILMIAH DONOR DARAH (JUMBARA PMR KAB. INDRAMAYU 2012), serta mendapatkan JUARA UMUM JUMBARA PMR KAB. INDRAMAYU 2012. JUARA 2 UTAMA OLIMPIADE PMR tingkat SE WILAYAH 3 CIREBON, JUARA 1 UTAMA OLIMPIADE PMR tingkat KAB. INDRAMAYU, dan JUARA 2 OLIMPIADE PMR tingkat 3 PROVINSI (JAWA BARAT, DKI. JAKARTA & BANTEN).
            Sekarang ku ingin melanjutkan jejak prestasiku menuju tingkat yang lebih tinggi lagi. Dengan keyakinan dan pendirianku yang kuat. Kini hanya waktu yang dapat menjawab sampai mana ku melangkah. Aku sangat bersyukur diberikan semua ini oleh ALLAH SWT. Semua didapat dari hasil usaha, perjuangan, dan doaku serta doa orang tuaku.